Alat
Ekskresi Manusia dan Fungsinya
- Ekskresi merupakan proses pengeluaran sisa hasil metabolisme yang sudah tidak
dibutuhkan oleh tubuh. Zat sisa metabolisme bersifat racun bagi tubuh. Oleh
karena itu kerusakan pada alat ekskresi dapat menyebabkan berbagai penyakit di
dalam tubuh.
Alat ekskresi juga berfungsi
membuang zat-zat yang jumlahnya berlebihan di dalam tubuh. Hal ini berkaitan
dengan sistem osmoregulasi, yaitu pengaturan keseimbangan konsentrasi cairan
dalam tubuh.
Sistem osmoregulasi menjaga tekanan osmotik cairan
tubuh selalu tetap. Osmoregulasi biasanya berkaitan dengan pengaturan jumlah
air dan garam mineral dalam tubuh. Organ ekskresi manusia berupa ginjal, kulit,
hati, dan paru-paru.
1. Kulit
Zat yang diekskresikan kulit adalah keringat. Ketika udara panas, kulit
mengeluarkan keringat yang mengandung air, urea, dan garam. Keringat yang
keluar ke permukaan kulit akan segera menguap. Dalam proses penguapan ini,
keringat menyerap energi panas dari dalam tubuh sehingga suhu tubuh menjadi
lebih dingin. Jadi fungsi keringat adalah untuk mengatur suhu tubuh dengan cara
membuang panas yang berlebihan.
Keringat keluar melalui pori-pori yang terdapat hampir
di seluruh permukaan kulit. Dalam sehari semalam, keringat yang keluar melalui
pori-pori ini dapat mencapai 8 liter.
Pada saat melakukan aktivitas fisik yang berat seperti berolah raga dan
kerja keras di bawah terik matahari, keringat yang dihasilkan akan lebih banyak
lagi. Oleh karena itu, kita harus cukup minum untuk menggantikan cairan
tubuh yang hilang melalui keringat. Jika tidak, tubuh yang kekurangan air dan
garam-garam mineral dapat menimbulkan kejang-kejang dan pingsan.
Di manakah keringat dihasilkan? Coba perhatikan penampang kulit pada Gambar
diatas. Kulit memiliki tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan ikat
bawah kulit. Lapisan tipis yang paling luar disebut lapisan epidermis, tersusun
dari lapisan tanduk dan malpighi. Lapisan tanduk merupakan sel-sel mati dan
mudah mengelu-pas, sedangkan lapisan malpighi mengandung pigmen warna kulit.
Pada lapisan dermis terdapat kelenjar minyak, folikel rambut, saraf, dan
kelenjar keringat.
Keringat yang berlebihan (hiperhidrosis) dapat disebabkan karena kelainan
pada produksi hormon, adanya penyakit, efek obat-obatan tertentu, pengaruh
kejiwaan seperti takut atau gelisah, serta dapat disebabkan karena faktor
genetis/keturunan. Oleh karena itu bila keringatmu tiba-tiba menjadi banyak
(berlebihan) tanpa sebab yang jelas, maka perlu memeriksakan diri ke dokter.
Kelenjar keringat letaknya dekat dengan pembuluh darah
sehingga memungkinkan terjadinya difusi air dan garam urea. Keringat dihasilkan
oleh kelenjar keringat. Ketika suhu tubuh meningkat, keringat keluar menuju
permukaan kulit melalui pembuluh keringat yang bermuara di pori-pori. Jaringan
ikat di bawah kulit memiliki batas yang tidak jelas dengan lapisan dermis.
Jaringan ini banyak mengandung lemak yang berfungsi sebagai cadangan makanan,
pelindung tubuh dari benturan, dan menahan panas.
Kulit juga mempunyai berbagai fungsi selain mengeluarkan keringat untuk menjaga suhu
tubuh. Beberapa fungsi kulit adalah sebagai berikut.
a. Sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan keringat.
b. Pelindung bagi jaringan-jaringan di bawah kulit dari benturan fisik.
c. Pengatur suhu tubuh.
d. Penerima rangsang
e. Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar
matahari.
2. Ginjal
Ginjal mengekskresikan urin. Urin mengandung air dan sisa-sisa metabolisme yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Jika tidak dikeluarkan, sisa metabolisme
ini bersifat racun sehingga dapat membahayakan tubuh. Tubuhmu mempunyai dua
buah ginjal yang terletak di bagian belakang atas rongga perut. Ginjal
berbentuk seperti kacang dengan panjang 11 cm, lebar 6 cm, dan tebal 2,5 cm.
Di dalam ginjal, urin dibuat melalui 3 tahap, yaitu
penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna
(reabsorbsi), dan augmentasi (penambahan zat yang sudah tak berguna seperti ion
hidrogen dan ion kalium).
Bagian ginjal yang berfungsi sebagai penyaring adalah nefron. Diperkirakan
dalam satu ginjal terdapat satu juta nefron. Nefron tersusun dari glomerulus
dan kapsula Bowman. Glomerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler darah,
sedangkan kapsula Bowman merupakan cawan yang mengelilingi glomelurus.
Glomerulus memiliki membran yang bersifat semipermeabel. Darah masuk ke
glomerulus melalui arteri ginjal.
Tidak semua zat dapat melalui membran pada glomerulus.
Sel-sel darah dan protein tidak dapat melewati membran, tetapi molekul-molekul
kecil seperti air, ion-ion, mineral, urea, glukosa, dan asam urat dapat
melaluinya. Filtrat dari glomelurus ditampung dalam kapsula Bowman, kemudian
mengalir melalui tubulus ginjal dan saluran pengumpul menuju rongga ginjal. Dari
ginjal, urin dikeluarkan melalui ureter untuk ditampung terlebih dahulu di
kandung kemih. Bila kandung kemih penuh, kita terangsang untuk buang air kecil.
Urin dikeluarkan dari kandung kemih melalui uretra.
Komposisi urin dapat berubah-ubah, tergantung kebutuhan
tubuh terhadap zat-zat tertentu, pengeluaran racun, dan makanan. Urin yang
sehat berupa cairan jernih agak kuning akibat pengaruh zat warna empedu.
Komposisinya terdiri dari 95% air dan 5% sisanya berupa zat terlarut seperti
asam urat, urea, amonia, garam-garam mineral, zat warna empedu, dan zat-zat
lain yang jumlahnya berlebihan dalam darah, seperti vitamin, hormon, dan
obat-obatan.
Volume urin yang dikeluarkan dalam sehari kira-kira 900–2100 cc. Jika seseorang
mengeluarkan urin secara berlebihan, dinyatakan menderita diabetes insipidus.
Volume urin dapat mencapai 30 kali dari volume urin normal. Hal ini disebabkan
tubuh kekurangan hormon antidiuretik, sehingga proses reabsorbsi air pada
tubula ginjal terganggu.
Pada dasarnya, ekskresi urin berkaitan dengan ekskresi keringat. Bila suhu
lingkungan panas, tubuh lebih banyak mengeluarkan keringat untuk mendinginkan
tubuh, sehingga urin yang dikeluarkan lebih sedikit. Sebaliknya ketika suhu
lingkungan dingin, tubuh sedikit berkeringat sehingga urin yang dihasilkan
lebih banyak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin antara
lain sebagai berikut.
a. Jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh. Semakin banyak air yang diminum,
maka volume urin akan bertambah.
b. Suhu udara, semakin dingin suhu udara, urin yang dihasilkan akan meningkat.
c. Obat-obatan tertentu dapat memperbanyak pengeluaran urin.
d. Alkohol akan meningkatkan volume urin.
e. Stress akan meningkatkan volume urin.
f. Hormon ADH (hormon antidiuretik), mengatur produksi urin.
g. Banyak sedikitnya jumlah garam yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Ginjal dapat mengalami kerusakan bila menerima beban kerja yang terlalu berat
dalam jangka waktu lama. Jika ginjal seseorang sudah tidak dapat berfungsi
lagi, orang tersebut dikatakan mengalami gagal ginjal. Akibatnya, sisa-sisa
metabolisme yang seharusnya dikeluarkan dari dalam tubuh terus beredar di dalam
darah.
Gagal ginjal dapat disebabkan oleh penyakit dan juga dapat karena bawaan sejak
lahir. Gejala rusaknya ginjal adalah lesu, sering buang air kecil (terutama
malam hari), perut tidak nyaman, pusing, dan hipertensi. Untuk mengatasinya,
orang tersebut perlu melakukan pencucian darah (dialisis) secara periodik,
misalnya setiap 3 hari sekali, tergantung tingkat kerusakan ginjal.
Oleh karena itu, sayangilah ginjalmu dengan cara
banyak minum air putih setiap hari. Mengurangi konsumsi garam, makanan yang
mengandung zat pewarna, dan obat-obatan yang tidak benar-benar diperlukan juga
membantu meringankan kerja ginjal.
Infeksi kuman penyakit juga dapat merusak ginjal.
Misalnya infeksi bakteri Streptococcus sp. pada nefron menyebabkan nefritis.
Bakteri ini masuk melalui saluran pernapasan kemudian dibawa oleh darah ke
ginjal. Akibat infeksi ini, protein dan sel-sel darah akan keluar bersama urin.
Selain itu penyerapan air dalam ginjal juga terganggu. Akibatnya, air akan
tertimbun di kaki (kaki penderita bengkak).
Ginjal dan saluran urin juga dapat mengalami gangguan
karena kencing batu. Kencing batu disebabkan karena sumbatan berupa endapan
kalsium pada saluran kemih. Endapan ini membentuk batu yang ukuran
bermacam-macam dan permukaannya sering meruncing.
Sebagian besar batu ginjal terdiri dari kalsium oksalat. Penyebab kencing batu
antara lain karena terlalu sedikit minum, urin terlalu asam atau basa, dan
terlalu banyak mengonsumsi kalsium dan fosfat. Kencing batu awalnya tidak
menimbulkan gejala apapun. Jika batu telah menyumbat akan timbul rasa sakit
hebat dari pinggang sampai selangkangan. Usaha untuk mencegah dan menghindari
kencing batu antara lain banyak minum dan mengurangi makanan pedas.
Urin yang normal tidak mengandung zat-zat yang masih diperlukan tubuh seperti
darah, gula (glukosa), dan protein. Jika urin mengandung zat-zat tersebut,
berarti telah terjadi kerusakan atau gangguan pada ginjal. Hematuria adalah
urin yang mengandung darah, disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus,
sehingga filtrasi tidak berlangsung sebagaimana mestinya. Albuminuria adalah
urin yang mengandung protein albumin, disebabkan kegagalan proses penyaringan
protein oleh glomerulus.
Urin yang mengandung glukosa menunjukkan telah terjadi
gangguan atau kerusakan pada proses reabsorbsi dalam tubulus ginjal. Adanya
gula di dalam urin dapat juga disebabkan karena kadar gula dalam darah sangat
tinggi. Hal ini disebabkan karena proses pengubahan gula menjadi glikogen
terhambat, biasanya diakibatkan kekurangan hormon insulin. Orang yang mengalami
gangguan ini dikatakan menderita penyakit kencing manis (diabetes melitus).
3. Paru-Paru
Paru-paru mengekskresikan karbon dioksida dan uap air.
Di kelas 8 telah dipelajari paru-paru sebagai sistem pernapasan. Karbon
dioksida merupakan sisa metabolisme dari sel-sel tubuh. Karbon dioksida
diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju paru-paru. Di dalam
alveolus, karbon dioksida berdifusi ke udara. Udara yang banyak mengandung
karbon dioksida ini kemudian dihembuskan keluar melalui fase ekspirasi.
Udara yang keluar masuk paru-paru tidak selalu bersih
karena bercampur dengan debu, asap, kotoran, dan kuman-kuman penyakit. Akibatnya,
kerja paru-paru sebagai alat ekskresi dapat mengalami gangguan.
Contoh kelainan atau gangguan pada paru-paru adalah
tuberkulosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, pneumonia yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae, ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Atas), SARS (Severe Acute Respiratory Sindrome), asma, dan
lain-lain. Kebiasaan yang buruk juga dapat menyebabkan kerusakan pada
paru-paru, misalnya merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru.
4. Hati
Hati mengekskresikan empedu yang dihasilkan dari
perombakan sel darah merah yang sudah rusak/tua. Empedu yang dihasilkan
terlebih dahulu ditampung di kantung empedu. Empedu terdiri dari garam empedu
dan zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin). Garam empedu berfungsi
mengemulsi-kan lemak dalam proses pencernaan. Zat warna empedu memberi warna
yang khas pada feses dan urin.
Zat warna empedu merupakan zat sisa tidak langsung,
karena dihasilkan oleh hati tetapi pengeluarannya melalui saluran pencernaan
dan darah menuju ginjal untuk dikeluarkan bersama urin.
Hati pada orang dewasa beratnya sekitar 1,5 kg. Selain sebagai alat ekskresi,
hati memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut.
a. Pembongkaran sel darah merah yang sudah tua.
b. Pusat pengubahan protein, lemak, dan karbohidrat sesuai kebutuhan tubuh.
c. Menawarkan racun.
d. Tempat pembentukan provitamin A menjadi vitamin A.
e. Tempat pembentuk protrombin.
f. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
Sari-sari makanan yang diserap dari usus halus terlebih
dahulu masuk ke hati melalui vena porta. Di dalam hati, zat beracun dan bibit
penyakit disaring dan dinetralkan oleh sel-sel hati. Karena kerja hati cukup
berat, hati dapat mengalami berbagai kerusakan atau gangguan. Zat-zat tertentu
seperti racun dan alkohol dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati yang disebut
sirosis dan kanker hati.
Untuk menjaga kesehatan hati kita harus berhati-hati
dalam memilih makanan, misalnya menjaga kebersihan makanan, menghindari zat
aditif dalam makanan yang tidak benar-benar diperlukan, tidak mengonsumsi
makanan yang kadaluarsa, menghindari alkohol, dan sebagainya.
Infeksi bakteri atau virus juga dapat menyebabkan
penyakit pada hati. Contohnya adalah penyakit hepatitis yang disebabkan oleh
virus. Virus dapat menular melalui makanan, minuman, transfusi darah, dan jarum
suntik. Hepatitis menyebabkan kerusakan sel-sel hati sehingga zat warna empedu
menyebar ke seluruh tubuh. Akibatnya warna kulit tubuh dan bola mata menjadi
kekuning-kuningan. Oleh karena itu penyakit hepatitis sering disebut penyakit
kuning. Untuk mencegah penyakit hepatitis, harus menjaga kesehatan dan
kebersihan makanan dan lingkungan sekitar.
Kantung empedu juga dapat mengalami gangguan, misalnya batu empedu. Batu empedu
biasanya disebabkan oleh meningkatnya kandungan kolesterol sehingga garam
empedu dan fosfolipid tidak mampu melarutkannya. Akibatnya kolesterol akan
mengkristal dan membentuk batu empedu. Batu empedu yang terus membesar akan
menghalangi aliran cairan empedu, sehingga menimbulkan rasa sakit dan muncul
berbagai kelainan, misalnya gangguan pencernaan lemak.