Keanekaragaman
hayati (biodiversity) merupakan
totalitas variasi gen, jenis dan
ekosistem yang menunjukkan terdapatnya pelbagai variasi
bentuk, penampakan, frekuensi, ukuran
dan sifat lainnya pada tingkat
yang berbeda-beda.
Tingkat
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman
hayati berkembang dari keanekaragaman
pada berbagai tingkat yaitu keaneka ragaman
gen, keanekaragaman tingkat jenis/spesies dan keanekaragaman tingkat
ekosistem.
A.
KEANEKARAGAMAN GENETIKA
Genetika adalah
ilmu yang mempelajari mengenai sifat kebakaan,yaitu sifat yang selalu
diwariskan dari induk kepada keturunannya. Sedangkan gen diartikan sebagai
bagian/unit terkecil yang membawa sifat. Gen itu sendiri terdapat di dalam
kromosom, sedangkan kro-
mosom berada di
dalam inti sel. oleh karena itu di dalam sel yang hidup selalu terdapat gen
sebagai pembawa ciri/sifat yang menurun. Setiap makhluk hidup memiliki jumlah kromosom yang tertentu, misalnya
kera 42 kromosom, manusia 46
kromosom, kuda 64 kromosom,
bawang 16 kromosom,
tembakau 48 kromosom dam amoeba 50 kromosom.
Pada tubuh manusia, setiap sel tubuhnya pasti akan terdapat 46 buah kromosom.
Walaupun setiap manusia memiliki jumlah kromosom yang sama, namun tidak
akan pernah ada dua manusia yang
memiliki ciri dan sifat yang sama
persis, hal ini disebabkan susunan gen di
dalam kromnosom setiap manusia selalu berbeda.
Perbedaan pada manusia ini disebut variasi. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa keanekaragaman gen dalam satu spesies dapat menimbulkan varietas-varietas
yang dapat terbentuk secara alami maupun buatan.
Keanekaragaman
gen yang
terjadi secara alami merupakan sumber plasma nutfah, yaitu
kumpulan sifat-sifat alami yang terdapat
didalam individu, digunakan untuk mencari sifat-sifat unggul yang diharapkan
bagi kehidupan manusia.
B.
KEANEKARAGAMAN JENIS
Yang dimaksud dengan jenis
adalah sekelompok makhluk hidup yang secara penampakan anatomi,
morfologi dan fisiologis-nya sama. Untuk itu dapat disebutkan bahwa kelompok
manusia adalah satu jenis makhluk hidup, kelompok hewan ternak sapi, kelompok tanaman
padi, gerombolan
gajah liar, kesemuanya merupakan contoh-contoh jenis makhluk hidup.
Keanekaragaman
jenis, makhluk hidup yang ada di bumi ini mencakup sekitar 2 juta spesies, yang
kesemuanya memiliki perbedaan anatomi, morfologi, fisiologi maupun
habitatnya.
Dengan jumlah yang sedemikian besar, tentu tidaklah mudah untuk dapat mempelajari
semua makhluk hidup. Untuk itu disusunlah pengelompokan makhluk hidup
berdasarkan adanya persamaan dan perbedaan ciri dan sifat yang dimiliki oleh
makhluk hidup.
Jika dua makhluk hidup memiliki banyak persamaan dalam
ciri anatomi,morfologi dan fisiologinya, maka kedua makhluk hidup itu dapat
dikatakan memiliki kekerabatan yang dekat, sedangkan yang memiliki banyak
perbedaan, dikatakan kekerabatannya jauh.
Dengan demikian
sampailah pada upaya pengelompokkan / klasifikasi
makhluk hidup,
dimana makhluk hidup yang memiliki kekerabatan dekat dengan sendirinya akan tergabung ke dalam satu
kelompok, sedangkan yang kekerabatannya jauh akan membentuk kelompok mahkhluk hidup
yang baru. Akhirnya upaya yang dilakukan bukanlah hanya pengelompokkan saja,
tetapi juga memberi nama kepada setiap makhluk
hidup yang
telah dikelompokkan. Untuk itu disusunlah tingkatan-tingkatan kelompok yang
dinamakan taxon. Berawal dari sini maka ilmu yang mempelajari
tentang pengelompokkan makhluk hidup
dinamakan taxonomi, taxon berarti kelompok, dan nomos berarti hukum.
C.
KEANEKARAGAMAN EKOSISTEM
Pengertian ekosistem
mencakup semua mahkluk hidup yang ada di alam, sebagai
faktor biotik, dan potensi yang ada di alam sebagai faktor abiotik, yang kesemuanya berinteraksi antara satu dengan yang lainnya
membentuk suatu keterikatan yang saling membutuhkan.
Secara rinci
dikatakan bahwa komponen biotik meliputi semua makhluk hidup baik sebagai
produsen, konsumen maupun sebagai dekompo-ser, sedangkan komponen
abiotik terdiri dari faktor fisik yaitu iklim, air, tanah, cahaya, suhu
dan kelembaban; dan faktor kimia yaitu
tingkat keasaman, kandungan mineral dan salinitas.
Setiap tempat di permukaan bumi memiliki
komponen abiotik yang tidak sama, hal ini menyebabkan perbedaan juga
pada komponen biotiknya. Akibatnya
timbul beraneka ragam ekosistem sesuai
dengan keadaan komponen biotik dan abiotik.
Beberapa ekosistem
yang ada di Indonesia
antara lain Daerah pegunungan salju, bioma
hutan hujan tropis, hutan bakau, padang
rumput, padang
savana, dan hutan dataran rendah.
Keanekaragaman
ekosistem sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis. Stabilnya
ekosistem suatu daerah dipengaruhi oleh beranekaragamnya jenis organisme yang
berada pada daerah tersebut.
KLASIFIKASI
MAKHLUK HIDUP
Klasifikasi adalah suatu cara yang sistematis dalam mempelajari suatu obyek,
dalam hal ini makhluk hidup, dengan cara memperhatikan persamaan dan perbedaan
ciri dan sifat yang tampak. Secara umum klasifikasi dapat
diartikan sebagai suatu
proses menggolong-golongkan sesuatu berdasarkan aturan tertentu. Ilmu
yang mempelajari klasifikasi disebut taksonomi. Dalam klasifikasi diperlukan
suatu metoda penamaan (nomen clatur) sehingga obyek studi dapat
disederhanakan.
A. Tahapan Dalam Klasifikasi
1. Pencandraan
sifat-sifat makhluk hidup
meliputi proses identifikasi makhluk hidup dengan cara mengamati
ciri dan sifat yang dimiliki makhluk hidup
antara lain meliputi keadaan
anatomi, morfologi, fisiologi, tingkah laku, dan kromosom.
2. Pengelompokkan
berdasarkan ciri yang diamati
Setelah
identifkkasi ciri dan sifat, maka dilakukan pengelompokkan berdasarkan
persamaan ciri dan sifat yang dimiliki.
3. Pemberian
nama
Dilakukan setelah terbentuk tingkatan-tingkatan
kelompok,dimana tahapan ini merupakan tahapan
yang paling menentukan dalam klasifikasi, sebab pemberian nama harus
memenuhi aturan-aturan tertentu.
B.
SISTEM KLASIFIKASI
1.
Klasifikasi Praktis
adalah sistem klasifikasi yang menggolongkan
makhluk hidup berdasarkan asas manfaat bagi manusia sehari-hari, misalnya penggolongan
tumbuhan beracun,tanaman sayuran,tanaman obat-obatan, tanaman pangan, dan sebagainya
2.
Klasifikasi buatan
adalah klasifikasi yang didasarkan pada satu
atau beberapa ciri morfologi yang mudah dilihat, yang tujuan utamanya hanyalah
untuk mempermudah mengenal makluk hidup,contohnya penggolongan tumbuhan kedalam
tiga kelompok besar yaitu semak, herba dan pohon.
3.
Klasifikasi alam
adalah klasifikasi yang didasarkan
pada hubungan kekerabatan yang ditunjukkan oleh banyaknya persamaan-persamaan
bentuk morfologi alami yang terlihat, misalnya pembagian tumbuhan menjadi tiga
kelompok acotyledon, monocotyledone dan dicotyledone.
4.
Klasifikasi filogenetik
adalah klasifikasi yang didasarkan pada
filogeni dengan mengikutsertakan teori evolusi. Klasifikasi ini menekankan
hubungan kekerabatan nenek moyang takson yang satu dengan yang lainnya. Jadi
selain sifat-sifat morfologi, anatomi, fisiologi dan sifat-sifat yang berkaitan
lainnya, digunakan pertimbangan ketentuan mengenai primitif atau majunya takson
ditinjau dari filogeni, misalnya pembagian tumbuhan dari yang primitif ke
yang maju di mulai dari Schizophyta,
Thalllophyta, Bryophyta, Pterydophyta dan Spermatophyta.
KLASIFIKASI
OLEH CAROLUS LINNAEUS
Carolus
Linnaeus berhasil membuat sistem klasifikasi
makhluk hidup dengan cara melihat banyak sedikitnya persamaan ciri dan sifat.
Linnaeus menggolongkan makhluk hidup ke dalam urut-urutan kelompok yang disebut
takson. Dua organisme yang paling banyak memiliki persamaan digolongkan dalam satu
spesies. Spesies merupakan unit terkecil dalam klasifikasi Linnaeus. Untuk
menyebut nama spesies, Linnaeus menggunakan sistem Binomial Nomen Clature yaitu sistem pemberian nama dengan
menggunakan dua kata yang sah dan dibenarkan secara internasional.
Adapun aturan
sistem nama ganda adalah sebagai berikut :
- Nama ilmiah makhluk hidup harus terdiri atas
dua kata, dimana kata pertama diambil dari
nama genus sedangkan kata kedua diambil dari
nama spesies.
- Kata pertama penulisannya dimulai dengan huruf
besar, sedangkan kata kedua menggunakan
huruf
kecil
- Kedua kata ditulis secara terpisah
- Dalam penulisan kedua kata harus dibedakan
dengan tulisan lainnya, antara lain dicetak
miring (pada buku cetak) atau digaris bawahi.
Klasifikasi
Linnaeus mengalami kemajuan bsar, tetapi memiliki kekurangan antara lain :
kesulitan pada saat identifikasi jenis, pengelompokkan
organisme yang kurang dikenal agak sulit dan kedudukan organisme dalam
klasifikasi tidak stabil karena dapat berubah karena perkembangan ilmu
pengetahuan.
Manfaat
Klasifikasi
1. Mengenal
jenis-jenis makhluk hidup dengan satu nama yang bersifat umum.
2. Mengetahui
manfaat masing-masing jenis organisme bagi manusia
3. Diketahui
ketergantungan antara masing-masing organisme
4. Diketahui
kekerabatan antara sesama makhluk hidup.
Urutan takson dalam
Klasifikasi
Untuk
hewan : Untuk
Tumbuhan :
Kingdom : Animalia Kingdom : Plantae
Phylum : Chordata Divisio : Spermatophyta
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Monocotyladone
Super Class : Tetrapoda
Ordo : Glumiflorae
/ Poales
Class : Mammalia Familia : Graminae
/ Poaceae
Ordo : Primata Genus : Oryza
Familia : Hominidae Spesies
: Sativa
Genus : Homo
Spesies : Sapiens
Nama Ilmiah : Homo sapiens,Linn. Oryza sativa, Lynn.
Nama daerah : Manusia
modern Padi,
pare, pari.
BEBERAPA
ALTERNATIF SISTEM KLASIFIKASI
1.
Sistem Dua Kingdom
Aristoteles Membagi makhluk hidup dalam dua kelompok
besar, yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan adalah makhluk hidup yang dinding
selnya keras, kaku, tersusun attas selulosa dan mampu melakukan fotosintesis.
Sedangkan hewan adalah makhluk hidup yang mampu berpindah
tempat.
2.
Sistem Tiga Kingdom
Membagi makhluk hidup dalam tiga
kelompok besar, berdasarkan cara memperoleh
nutrisinya, yaitu :
a. Plantae, yang dapat melakukan
fotosintesis
b. Fungi , yang bersifat saprofit/pengurai
zat dan menyerapnya
c. Animalia fagotrof, yang menelan makanan
organik dalam bentuk padat
3.
Sistem Empat Kindom
Dikemukakan oleh Weisz tahun 1961
Pembagian didasarkan pada struktur
selnya.
a. Monera, organisme Prokariota (inti sel
tidak sempurna)
b. Protista, fungi, eukariota (inti sel
sempurna)
c. Metaphyta, eukariota
d. Metazoa, eukariota
Pendapat Weisz disempurnakan oleh Pimentel
tahun 1983, yang membagi mahul hidup ke dalam empay kelompok yaitu :
a.
Monera
b.
Protista
c.
Plantae
d.
Animalia
4.
Sistem Lima Kindom
Diperkenalkan oleh Robert H. Whittaker tahun
1969 dan Margulis tahun 1974, dengan
didasarkan pada perkembangan tingkat
organisme, struktur sel dan jenis nutrisinya.
a. Monera, organisme prokariotik, bakteri
dan ganggang biru hijau
b. Protista , organisme eukariotik ber sel
tunggal, protozoa dan ganggang
c. Fungi, organisme eukariotik ber sel banyak,
bersifat saprofit yaitu menguraikan zat dan
menyerapnya.
d. Plantae, organisme eukariotik bersel
banyak dan mampu melakukan fotosintesis, meliputi
Bryophyta. Pterydophyta dan
Spermatophyta
e. Animalia, organisme eukariotik ber sel
banyak dan bersifat heterotrof, antara lain meliputi
Porifera, Platyhelminthes, Hydrozoa,
Nematoda, Rotifera, Annelida, Molluska, Arthropoda,
Echinodermata dan Chordata.
5.
Sistem Enam Kingdom
Merupakan pengembangan dari sistem lima kingdom dengan
memasukkan virus, terdiri dari
a.
Virus, organisme belum berbentuk sel, hanya terdiri atas protein dan asam
nukleat.
b. Monera
c. Protista
d. Fungi
e. Plantae
f.
Animalia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar