I.
PENDAHULUAN
Di dalam
nukleus terdapat benang kromatin yang halus dan membentuk bangunan seperti
jala. Pada saat sel membelah benang kromatin akan memendek, menebal dan mudah menyerap
zat warna disebut kromosom.
Benang
kromatin mengandung DNA, RNA hasil transkripsi dan protein. Dengan demikian
kromosom pun mengandung DNA. DNA merupakan molekul hidup yang dapat mengadaka
replkasi. Karena kromosom mengandung DNA maka kromosom pun mampu mereplikasikan
diri. DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetik yang akan diwariskan
kepada keturunan. Kromosom dikatakan sebagai benang pembawa sifat, karean
sifat-sifat makhluk hidup pada dasarnya tersimpan di dalam DNA yang terdapat di
dalam kromosom terutama pada bagian yang disebut lokus.
RNA yang
menyusun kromosom merupakan RNA hasil transkripsi DNA. Di dalam nukleus DNA
disalin menjadi RNA yang kemudian akan dikeluarkan dari nukleus ke dalam
sitoplasma. Protein penyusun kromosom terdiri atas dua macam, yaitu protein
histon yang bersifat basa dan protein nonhiston yang bersifat asam. Kedua macam
protein ini berfungsi untuk mempertahankan keutuhan kromosom, sebagai enzim
pengganda DNA dan pengkopi DNA menjadi RNA.
II.
KROMOSOM
a.
Struktur
Kromosom
Kromosom sel eukariotik terdiri atas
bahan kompleks yang disebut kromatin. Kromatin tersusun atas : 27% DNA, 67%
Protein, dan 6% RNA hasil transkripsi DNA. Jadi DNA hanya sepertiga dari massa
kromosom.
Sekitar setengah dari protein yang
terdapat di dalam kromosom berupa histon. Histon merupakan protin dengan
konsetrasi asam amino yang tinggi dengan gugus tambahan ( -NH2 ),
misalnya : lisisn dan arginin. Histon melekat erat pada DNA membentuk
subunit-subunit seperti manik-manik pada rantai DNA dan disebut : nukleosom.
Oleh karena itu histon berperan penting
dalam pembungkusan DNA dan mempertahankan bentuk kromosom.
Protein nonhiston pada kromosom
mengandung lebih banyak asam amino ( dengan gugus tambahan –COOH ) dari pada
histon. Sebagian besar protein nonhiston berubah menjadi enzim-enzim yang
mengkatalisis proses transkripsi dan replikasi asam nukleat. Enzim tersebut
dikenal sebagai enzim polimerase.
Struktur kromosom terdiri atas dua
bagian utama, yaitu :
Penjelasan keterangan gambar :
1. Sentromer
· Sentromer atau kinetokor disebut juga
kepala kromosom.
· Merupakan bagian yang tidak
mengandung gen
· Di dalam sentromer terdapat granula
yang disebut: sferul.
· Pada saat sel membelah kromosom akan
menggantung paada benang spindel tepat pada sentromer.
· Fungsinya : sentromer berperan pada
saat pembelahan sel, yaitu sebagai tempat melekatnya benang spindel yang
mengarahkan pembelahan sel.
2. Lengan
Lengan
kromosom adalah badan kromosom itu sendiri. Lengan kromosom disebut dengan
kromatid. Umumnya krmososm memliki dua buah lengan yang dibatasi oleh
sentromer, kromosom telosentrik. Lengan kromosom tersusun atas :
o
Selaput/membran
: berfungsi untuk melapisi dan melindungi kromosom.
o
Matriks
: berupa cairan yang mengisi seluruh bagian kromosom.
o
Kromonema
: merupakan filamen yang sangat tipis/halus, berpilin yang terendam di dalam
matriks dan dapat terlihat selama
profase.
o
Kromomer/Lokus
: merupakan struktur berbentuk butiran manik-manik yang merupakan akumulasi
dari materi kromatin.
Selain
struktur utama tersebut du atas, juga pada kromosom terdapat struktur tambahan,
seperti :
· Satelit : merupakan bagian kromosom yang berbentuk
bulat dan terletak di ujung lengan kromatid. Satelit terbentuk karena
adanya konstriksi sekunder di daerah
tersebut.
· Telomer : merupakan daerah terujung
pada kromosom yang menghalang-halangi bergabungnya kromosom yang satu dengan
yang lainnya. Fungsinya : menjaga stabilitas pada bagian ujung kromosom agar
DNA di sekitar derah tersebut tidak terurai.
a.
Ukuran
dan Bentuk Kromosom
Ukuran kromosom sangat bervariasi
antara spesies yang satu dengan spesies yang lain, bahkan dalam satu spesies
pun ditemukan bermacam-macam bentuk dan ukuran kromosom. Ukuran kromosom hewan
lebih kecil daripada kromosom tumbuhan.
Ukuran kromosom : Diameternya : 0,2 –
20 mikron (µ), sedangkan panjangnya berkisar antara : 0,2 – 50 mikron (µ).
Bentuk kromosom dikelompokkan
berdasarkan letak sentromernya :
1. Metasentrik
Mempunyai
bentuk seperti huruf V. letak sentromernya di tengah sehingga membagi
lengan
kromosom menjadi dua bagian yang sama panjang.
2. Sub metasentrik
Mempunyai
bentuk seperti huruf J. sentromernya terletak submedian atau mengarah ke
salah
satu ujung lengan kromosom, sehingga kromosom terbagi menjadi dua bagian lengan
yang tidak sama panjang/asimetris. Satu lengannya panjang dan lengan lainnya
pendek.
3. Akrosentrik
Yaitu
kromosom yang sentromernya terletak di dekat ujung kromosom, sehingga satu
lengan kromosom sangat pendek dan lengan lainnya sangat panjang.
4. Telosentrik
Yaitu
kromosom yang sentromernya terletak di ujung, sehingga kromosomnya hanya
terdiri atas satu lengan saja dan berbentuk lurusseperti batang.
a.
Jumlah
Kromosom
Jumlah kromosom yang dimiliki oleh
tiap spesies makhluk hidup sanga bervariasi. Organism yang struktur tubuhnya
lebih kompleks biasanya memiliki jumlah kromosom yang lebih banyak daripada
organisme yang struktur tubuhnya lebih sederhana.
Meskipun bervariasi, jumlah kromosom
yang dimiliki oleh setiap jenis organisme akan selalu tetap atau konstan dan
terdapat dalam bentuk yang selalu berpasangan.
Sebagai contoh : setiap sel tubuh
manusia memiliki 46 buah kromosom atau 23 pasang kromosom.
Kromosom yang saling berpasangan ini
disebut : kromosom homolog. Kromosom homolog adalah kromosom yang memiliki
ukuran, bentuk, dan jumlah gen yang
sama.
Berdasarkan jumlah pasangan
kromosomnya, maka ada beberapa organisme yang memiliki kromosom : n kromosom (
haploid ), diploid ( 2n kromosom ), triploid ( 3n kromosom ), dan poliploid (
memiliki banyak kromosom ). Sel tubuh ( sel somatic ), misalnya sel otot,
tulang, darah dan saraf mengandung 2n kromosom ( diploid ), sedangkan sel
kelamin ( sel gamet ) mengandung n kromosom. Satu set kromosom haploid disebut
: genom/ploidi
b.
Tipe/Jenis
Kromosom
Setiap sel yang terdapat di dalam
tubuh organism pasti memiliki satu set kromosom dengan jumlah tertentu. Satu
set kromosom tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Autosom
Autosom
disebut juga kromosom tubuh atau kromosom somatic. Autosom merupakan
kromosom yang menentukan
sift-sifat sel tubuh/karakter tubuh. Autosom tidak berperan
dalam menentukan
jenis kelamin suatu organisme. Jumlahnya
di dalam sel tubuh adalah :
2n – 2 dengan n = jumlah seluruh kromosom.Sebagai
contoh jumlah autosom tubuh
manusia adalah : 46 – 2 = 44 buah atau 22 pasang.
Jumlah autosom tubuh ayam adalah
40 – 2 = 38 atau 19 pasang.
2. Gonosom
Gonosom
disebut juga kromosom sex atau kromosom kelamin, karena kromosom ini
berperan
dalam menentukan jenis kelamin suatu organisme. Jumlah kromosom sex pada
sel
tubuh manusia terdiri atas dua buah atau sepasang. Jenis
kelamin pada manusia
ditentukan oleh kromosom sex ini. Kromosm dalam sel
kelamin tidak berpasang-pasangan
atau hanya satu set kromosom yang disebut
Haploid ( n ).
Pada
individu jantan ( ) :
umumnya
pasangan kromosom sexnya tidak sama, yaitu kromosom X lurus berbentuyk
batang
dan kromosom Y, bengkok pada salah satu ujungnya.
Pada individu
betina ( ) :
kedua kromosom sexnya
berbentuk sama yang disebut kromosom X.
Gbr. Susunan
kromosom sel kelamin jantan dan kromosom sel kelamin betina
Contoh
penulisan kromosom pada :
1. Manusia : jumlah kromosom manusia 46, bewrarti
kromosom sexnya 2 dan autosomnya 44 dalam tiap nucleus sel tubuhnya.
a. Jika manusia tersebut laki-laki :
maka penulisannya symbol kromosomnya :
22AA +
XY atau 44A + XY atau 46 XY
b. Jika manusia tersebut adalah wanita :
2. Drosophila melanogaster :
Jumlah
kromosm Drosophila melanogaster : 8, terdiri atas :
6
Autosom + 2 gonosom, dengan perincian sebagai berikut :
:
Sel tubuh : 6 Autosom + XY atau 3 pasang autosom + XY
Sel sperma : 4 kromosom yaitu : 3 autosom + X atau 3 autosom + Y
: Sel tubuh : 6 Autosom + XX atau 3
pasang autosom + XX
Sel telur : 4 kromosom yaitu : 3 autosom + X
I.
GEN
Di dalam
benang kromosom terdapat zarah penentu sifat individu. Zarah adalah unit
terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi agar tetap berfungsi. Zarah penentu
sifat tersebut di namakan gen. Karena merupakan penentu sifat, maka gen
berperan sebagai pengatur sifat keturunan yang akan diwariskan kepada generasi
berikutnya.
Dengan
demikian dapat disimpulkan : gen adalah :
·
Senyawa
kimia yang mengandung informasi genetic
·
Zarah
penentu sifat individu
·
Unit
terkecil dari materi genetic atau materi pewarisan sifat.
Gen akan
mengatur segala sifat yang tampak pada organisme. Sifat yang tampak pada
tumbuhan, misalnya daun sempit, buah bulat dan warna buah merah. Sifat yang
tampak pada manusia misalnya kulit hitam/putih, tubuh tinggi/pendek, rambut
lurus/pirang. Sifat yang tampak atau dapat diamati disebut : fenotip. Fenotip
tidak hanya disebabkan oleh gen tetapi merupakan hasil interaksi antara factor
gentik dengan factor lingkungan. Sebagai contoh seseorang memiliki gen kulit
putih, tetapi hidup di daerah panas, kemungkinan warna kulitnya tidak putih
lagi, tetapi bias berwarna agak hitam.
Untuk
mempermudah pemahaman, penulisan gen biasanya menggunakan huruf latin, baik
huruf besar maupun huruf kecil.
· Misalnya :
Gen T
menunjukkan sifat tanaman berbatang tinggi dan gen L menunjukkan fenotip daun
lebar.
Karena
suatu kromosom selalu berpasangan dengan kromosom homolognya, maka gen juga
selalu memiliki pasangan. Dengan demikian penulisan genotip menjadi terdiri
atas dua huruf.
· Misalnya :
TT (
tanaman berbatang tinggi ), dan LL ( tanaman berdaun lebar ).
Kadang-kadang
pada lokus yang sama terdapat gen-gen
yang membawa sifat berlawanan. Gen yang berlawanan diutlis dengan huruf kecil.
· Misalnya :
Gen T
untuk tanaman berbatang tinggi, dan gen t untuk tanaman berbatang pendek.
Gen L
untuk tanaman berdaun lebar dan lawannya gen l untuk tanaman berdaun sempit.
Gen-gen yang terletak pada lokus yang sama pada kromosm homolog, tetapi
berlawanan disebut : Alel.
Diantara
gen-gen sealel, ada gen yang mengalahkan gen alelnya dan ada yang pengaruhnya
sama-sama kuat. Gen yang pengaruhnya
lebih kuat disebut gen dominan, gen yang pengaruhnya lebih lemah disebut gen
resesif, sedangkan gen yang penngaruhnya sama-sama kuat disebut gen semidominan
atau intermediet.
Gen
dominan ditulis dengan huruf besar dan gen resesif ditulis dengan huruf kecil.
· Misalnya :
Pada contoh
di atas, gen T bersifat dominan dan gen t bersifat resesif, sehingga jika suatu
tanaman memiliki genotip Tt, tanaman tersebut memiliki batang yang tinggi ( gen
batang tinggi mengalahkan gen batang rendah ). Akan tetapi jika gen T dan t
bersifat semidominan, tanaman bergenotip Tt memiliki batang yang sedang.
1.
Letak
dan symbol gen
Letak gen yang terdapat pada suatu
kromosom disimbol dengan garis-garis pendek horizontal yang melewati garis
panjang vertical.Garis panjang vertical merupakan symbol suatu kromosom. Oleh karena letak gen linear, maka garis-gari
pendek tersebut juga digambarkan berjejer linear.
1.
Fungsi
gen
Fungsi pokok gen adalah :
a. Mengatur perkembangan dan metabolism
individu
b. Menyampaikan informasi genetic kepada
generasi berikutnya
c. Sebagai zarah tertentu yang terdapat
di dalam kromosom
2.
Sifat
gen
Menurut Thomas Hunt Morgan (
1866-1945) gen adalah substansi hereditas yaitu suatu kesatuan kimia yang
bersifat sebagai berikut :
a. Gen merupakan zarah tersendiri yang
kopak di dalam kromosom
b. Gen mengandung informasi genetic
c. Gen dapat menduplikasikan diri pada
peristiwa mitosis dan meiosis, artinya gen dapat membelah menjadi dua yang
sama persis sehingga dapat menyampakan
informasi genetic kepada generasi sel berikutnya.
d. Setiap gen menduduki tempat tertentu
dalam kromosom yang disebut lokus gen
e. Mengatur sifat-sifat yang diturunkan.
3.
Susunan
gen
Secara kimia, gen terdiri atas DNA
yang memiliki urutan basa tertentu dan berfungsi mengkode pembuatan satu macam
polipeptida tertentu. Panjang pendeknya urutan basa ( gen ) menentukan panjang
pendeknya rantai asam amino pada polipeptida. Di dalam DNA terdapat 4 macam
basa, gula deoksiribosa, dan fosfat. Keempat macam basa tersebut dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu :
Basa Purin : terdiri atas : Adenin –
Guanin
Basa Pirimidin : terdiri atas :
Sitosin – Timin.
I.
DNA
1.
Sejarah
DNA
DNA pertama kali diisolasi dari
spermatozoa dan sel darah merah burung oleh : F. Miescher ( 1869 ). DNA
tersebut dinamakan nuklein, meskipun belum diketahui perannya bagi makhluk
hidup. Tahun 1880 Fiescher menemukan adanya zat purin dan pirimidin pada DNA.
Sedangkan Kossel menemukan menemukan komponen purin yaitu Adenin dan Guanin,
serta komponen pirimidin yaitu Timin dan
Sitosin. Atas penemuan ini maka Kossel mendapat hadia Nobel pada tahun 1910.
Seorang ahli Biokimia Rusia ( Levin ) menemukan adanya gula deoksiribosa dan
gugus fosfat pada DNA. DAN PADA TAHUN 1944 penelitian dilakukan secara kolektif
oleh Avery, Macleod, dan McCarty membuktikan bahwa DNA berhubungan langsung
dengan keturunan
2.
Struktur
dan Sifat DNA
DNA merupakan polimer nukleotida.
Satu nukelotida tersusun atas tiga komponen yaitu : deoksiribosa, gugus fosfat,
dan basa nitrogen. Deoksribosa adalah molekul gula dengan 5 atom Carbon
(pentosa) yang kekurangan satu atom oksigen. Sementara itu gugus fosfat terikat
pada atom carbon nomor 5 dari molekul gula pentosa dan pada atom carbon nomor 3
pada deoksiribosa miliki nukleotida berikutnya.
Basa nitrogen terdiri atas dua jenis,
yaitu : yaitu purin dan pirimidin. Basa nitrogen purin tersusun atas : Adenin (
A ) dan Guanin ( G ), sedangkan basa nitrogen pirimidin tersusun oleh Sitosin (
C ) dan Timin ( T ).
Di dalam molekul DNA Adenin selalu
berpasangan dengan Timin, sedangkan Sitosin selalu berpasangan dengan Guanin.
Antara Adenin dan Timin dihubungkan oleh dua ikatan hidrogen yang lemah,
Sedangkan antara Sitosin dengan Guanin dihubungkan oleh tiga ikatan hidrogen.
Dengan demikian jumlah Purin selalu
sama dengan pirimidin ( A + G = C + T ). Jumlah Adenin selalu sama dengan Timin
( A = T ) dan jumlah Guanin selalu sama dengan Sitosin ( C = G ). Fenomena ini
disebut ketentuan Chargaff.
Stabilitas DNA
ditentukan oleh susunan basa dan ikatan hidrogen yang terbentuk sepanjang
rantai tersebut. Karena perbedaan jumlah hidrogen ini, maka tidak mengherankan
bahwa ikatan C G memerlukan tenaga
yang lebih besar untuk memisahkannya.
Bentuk DNA adalah benang beruas ganda
dan berpilin meyerupai spiral. Bentuk seperti ini disebut double helix. Bentuk
double helix pertama kali dijelaskan oleh : James D. Watson dan Francis H.
Crick pada tahun 1953. Menurut mereka, panjang satu spiral atau satu pilinan
atau puntiran DNA adalah 3,4 nm atau 34 Ã… (1 Ã… = 107mm) dan
mengandung 10 pasangan basa. Jadi jarak antara dua pasang basa adalah 0.34 nm (
3.4 Ã… ). Pada sel eukariotik, DNA memiliki bentuk linear, sedangkan pada sel
prokariotik bentuk DNA adalah melingkar.
Perhatikan struktur DNA berikut ini !
1.
Replikasi
DNA
DNA dapat melakukan penggandaan diri
karena memiliki sifat autokatalisis, yaitu kemampuan untuk mensintesis dirinya
sendiri. Peristiwa ini disebut replikasi. Hasil dari replikasi adalah
terbentuknya utas DNA yang baru. Dengan demikian setelah replikasi akan
terbentuk dua buah DNA double helix. Bahan untuk replikasi adalah :
deoksiribonukleosida-5-trifosfat.
Peristiwa replikasi ini terjadi pada
fase interfase dari pembelahan sel, yaitu pada saat sel siap melakukan
pembelahan. Berarti peristiwa replikasi mendahului penggandaan kromosom. Proses
replikasi melibatkan beberapa enzim, antara lain :
a. Polimerase : untuk menggabungkan
deoksiribonukleosida trifosfat
b. Helikase : untuk mempermudah membuka
rantai ganda DNA menjadi dua buah rantai tunggal
c. Ligase : untuk menyambung
bagian-bagian rantai tunggal DNA yang
baru terbentuk.
d. Primase DNA : digunakan untuk memulai
polimerase DNA
e. Protein pengikat DNA ( Single Strand
DNA binding protein ); yang berfungsi
untuk menstabilkan rantai DNA yang terbuka dan mencegah DNA bersatu kembali
f.
Girase
DNA ( topoisomerase ) : berfungsi membuka pilinan yang ditimbulkan dari proses
pembukaan rantai DNA.
Proses replikasi :
·
Dimulai
dengan membukanya pilinan dari satu ujung DNA, sehingga ikatan-ikatan hidrogen
yang lemah akan patah.
·
Kemudian
setiap belahan DNA akan lepas dari
pilinannya, sehingga membentuk polinukleotida tunggal
·
Selanjutnya
setiap basa nitrogen yang kehilangan nukleotida pasangannya akan membuat
nukleotida pelengkap ( komplemen ) dengan basa nitrogen yang sesuai
·
Pembentukan
rantai pelengkap diteruskan sampai seluruh nukleotida lama mendapatkan pasangan
baru
·
Proses
terseut akan berakhir setelah terbentuk dua buah double helix yang sama seperti
aslinya.
1 Hipotesis
tentang Replikasi DNA
Ada tiga model replikasi DNA, yaitu
konservatif, semikonservatif dan dispersif
1.1.Konservatif :
Menyatakan
bahwa kedua rantai polinukleotida dari double helix induk tetap utuh ( tidak
berubah ) dan langsung membentuk double helix yang terdiri atas rantai
polinukleotida baru
1.2.Semikonservatif :
Menyatakan
bahwa : dua rantai polinukleotida dari double helix memisahkan diri. Setiap
rantai tunggal dari double helix induk berperan sebagai pencetak untuk
membentuk rntai polinukleotida yang baru
1.3.Dispersif :
Menyatakan
bahwa : dua buah rantai polinukleotida dari double helix induk terputus-putus.
Selanjtunya potongan atau segmen tersebut memisahkan diri dan membentuk
potongan-potongan baru yang akan bersanmbung dengan potongan-potongan lama,
sehingga menghasil dua double helix yang baru.
1 Transkripsi
DNA membentuk RNA
Selain mampu melakukan replikasi
semikonservatif, DNA juga mampu melakukan transkripsi (
mengkopi diri )
sehingga menghasilkan RNA.
Prosesnya akan berlangsung sebagai
berikut :
·
Dua
utas DNA terpisah. Salah satu polinukleotida berungsi sebagai pencetak atau
sense, sedangkan yang lainnya sebagai gen atau anti sense.
Misalnya
: sense memiliki urutan basa nitrogen :
GGS STT ATT dan yang berfungsi sebagai anti sense memiliki urutan basa
komplemen : SSG GAA TAA.
·
Karena
pencetaknya atau sensenya : GGS STT ATT, maka RNA hasil cetakannya adalah : SSG
GAA UAA. Jadi RNA : SSG GAA UAA merupakan salinan dari : SSG GAA TAA
Dengan melakukan transkripsi (
pengkopian ), maka urutan basa pada gen disalin menjadi urutan basa pada RNA.
Proses transkripsi berlangsung di
dalam nukleus. Selanjutnya DNA tetap berada di dalam nukleus, sedangkan hasil
transkripsinya dikeluarkan dari nukleus menuju ke sitoplasma. Hal ini dimaksudkan
agar gen asli tetap terlindung, sedangkan hasil salinannya ditugaskan untuk
melaksanakan pesa-pesan itu berupa urutan basa nitrogen yang ada di dalam RNA.
I.
RNA
Merupakan
rantai polinukleotida berutas tunggal
dan pendek. RNA tersusun atas gugus fosfat, ribose dan basa nitrogen.
Basa nitrogen terdiri atas golongan purin ( Adenin dan Guanin ), serta golongan
pirimidin ( Sitosin dan Urasil )
Ada tiga
jenis RNA, yaitu :
1.
mRNA
messenger RNA atau juga disebut juga RNAduta berfungsi
menyeampaikan informasi genetic dari DNA yang terdapat di dalam inti sel ke
luar inti untuk diterjemahkan. mRNA berbentuk pita tunggal dan dibentuk oleh
DNA melalui proses transkripsi. Pembentukan mRNA hanya terjadi apabila akan
dilakukan sintesis protein. Setelah disintesis oleh DNA, mRNA yang telah
membawa informasi informasi dari DNA tersebut akan dikirim keluar dari inti sel
untuk diterjemahkan dalam proses sintesis protein. Setiap urutan tiga basa
nitrogen yang terdpat pada mRNA disebut
: Kodon. Jika sintesis protein telah selesai, mRNA akan segera dihancurkan.
2.
tRNA
Transfer RNA atau RNA pemindah juga
dibuat dibuat di dalam inti sel sebelum ditempatkan di dalam sitoplasma. Pada
molekul tRNA terdapat bagian yang basa-basa nitrogennya saling berpasangan dan ada bagian yang
basa-basa nitrogennya tidak berpasangan. Akibatnya, bentuk tRNA seperti
memiliki lengan-lengan. Bagian yang tidak berpasangan membentuk struktur bulat.
Bagian terpenting dari tRNA adalah terdapatnya tiga urutan basa nitrogen yang
terdapat pada ujung lengan yang cocok
dengan kodon pada mRNA. Urutan basa nitrogen tersebut dinamakan :
Antikodon
Misalnya : jika kodon pada mRNA
adalah AUG, antikodonnya adalah : UAC. Salah satu lengan tRNA merupakan tempat
yang membawa asam amino saat terjadi sintesis protein.
3.
rRNA
ribosomal RNA atau RNA ribosomal juga dibuat di
dalam sel, kemudian ditempatkan di dalam ribosom. Merupakan bagian dari organel
ribosom, berupa gabungan sejumlah protein dan RNA yang mengkatalisis
penggabungan asam amino menjadi polipeptida.
PERBEDAAN
ANTARA DNA DAN RNA
No
|
Pembanding
|
DNA
|
RNA
|
1
|
Letak
|
Nucleus, kloroplas dan mitokondria
|
Nucleus, mitokondria, kloroplas, sitoplasma, dan
ribosom
|
2
|
Fungsi
|
Pembawa informasi genetic dan sintesis protein
|
Umumnya sintesis protein
|
3
|
Rantai
|
Tangga tali berpilin ( double helix )
|
Tunggal dantidak berpilin
|
4
|
Kadar
|
Tetap
|
Kadarnya berubah-ubah tergantung aktivitas sintesis
protein
|
5
|
Gula pentosa
|
Doksiribosa
|
Ribose
|
6
|
Basa nitrogen
|
Purin : Adenin dan Guanin.
Pirimidin : Timin dan Sitosin
|
Purin : Adenin dan Guanin
Pirimidin : Urasil dan Sitosin
|